Tuesday, October 25, 2016

Sejarah: Hubungan antara Satelit Palapa dengan Sumpah Palapa yang diucapkan Patih Gajah Mada



Gajah Mada adalah seorang panglima perang dan tokoh yang sangat berpengaruh pada zaman kerajaan Majapahit. Menurut berbagai sumber mitologi, kitab, dan prasasti dari zaman Jawa Kuno, ia memulai kariernya tahun 1313M, dan semakin menanjak setelah peristiwa pemberontakan Ra Kuti pada masa pemerintahan Sri Jayanagara, yang mengangkatnya sebagai Patih. Ia menjadi Mahapatih (Menteri Besar) pada masa Ratu Tribhuwanatunggadewi, dan kemudian sebagai Amangkubhumi (Perdana Menteri) yang mengantarkan Majapahit ke puncak kejayaannya. 
Gajah Mada terkenal dengan sumpahnya, yaitu Sumpah Palapa, yang tercatat di dalam Pararaton. Ia menyatakan tidak akan memakan palapa sebelum berhasil menyatukan Nusantara. Meskipun ia adalah salah satu tokoh sentral saat itu, sangat sedikit catatan-catatan sejarah yang ditemukan mengenai dirinya. Wajah sesungguhnya dari tokoh Gajah Mada, saat ini masih kontroversial. Banyak masyarakat Indonesia masa sekarang yang menganggapnya sebagai pahlawan dan simbol nasionalisme Indonesia dan persatuan Nusantara. 

Karena jasa dan kecakapannya, Gajah Mada diangkat menjadi Patih Amangkubhumi Majapahit menggantikan Arya Tadah. Ketika pengangkatannya sebagai patih Amangkubhumi pada tahun 1258 Saka (1336 M) Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa yang berisi bahwa ia akan menikmati palapa atau rempah-rempah (yang diartikan kenikmatan duniawi) bila telah berhasil menaklukkan Nusantara. Sebagaimana tercatat dalam kitab Pararaton dalam teks Jawa Pertengahan yang berbunyi sebagai berikut

Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tañjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompu, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa

bila dialih-bahasakan mempunyai arti :
Ia, Gajah Mada sebagai patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa, Gajah Mada berkata bahwa bila telah mengalahkan (menguasai) Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa, bila telah mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa

Berawal dari Sumpah Palapa yang diucapkannya, Patih Gajah Mada pun membuktikan sumpahnya dengan mulai menyatukan nusantara dari Pulau Sumatera, Tumasik yang saat ini dikenal dengan Singapura, Semenanjung Malaya, hingga kawasan Indonesia Timus, seperti Ambon, Sumba, dan Dompo. Di zaman pemerintahan Prabu Hayam Wuruk (1350M-1389M) yang menggantikan Tribhuwanatunggadewi, Patih Gajah Mada terus mengembangkan penaklukan ke wilayah timur.

Perang Bubat adalah perang yang terjadi pada tahun 1279 Saka atau 1357 M pada abad ke-14, yaitu di masa pemerintahan Raja Majapahit Hayam Wuruk. Peristiwa Perang Bubat diawali dari niat Prabu Hayam Wuruk yang ingin memperistri putri Dyah Pitaloka Citraresmi dari Negeri Sunda. Perang terjadi akibat perselisihan antara Mahapatih Gajah Mada dari Majapahit dengan Prabu Maharaja Linggabuana dari Kerajaan Sunda di Pesanggrahan Bubat. Pada awalnya Gajah Mada ingin menggunakan kesempatan ini agar Pajajaran mau mengakui kedaulatan Majapahit, yakni dengan menjadikan Dyah Pitaloka sebagai selir Raja Hayam Wuruk dan bukan sebagai permaisuri. Hal ini tidak dapat diterima oleh Pajajaran karena dianggap merendahkan derajat. Akhirnya pecah pertempuran yang mengakibatkan terbunuhnya Sri Baduga dengan putriya dan seluruh pengikutnya di Lapangan Bubat. Akibat peristiwa itu, Gajah Mada menemui kegagalan, karena dengan adanya Peristiwa Bubat belum berarti Pajajaran sudah menjadi wilayah Kerajaan Majapahit. Bahkan Kerajaan Pajajaran terus berkembang secara terpisah dari Majapahit. Gajah Mada wafat pada tahun 1364 M.

Atas segala perjuangan Gajah Mada memperluas kekuasaan Majapahit di Nusantara, banyak pernghormatan yang telah dilakukan, yakni:
  • Universitas Gajah Mada di Yogyakarta adalah Universitas Negeri yang dinamakan menurut namanya.
  • Banyak kota di Indonesia yang bernama Gajah Mada, dan
  • Satelit telekomunikasi Indonesia pertama dinamakan Satelit Palapa, yang menonjolkan perannya sebagai pemersatu telekomunikasi rakyat Indonesia.


Jadi, apakah hubungannya dengan Satelit Palapa?

Sebagai salah seorang tokoh utama Majapahit, nama Gajah Mada sangat terkenal di masyarakat Indonesia. Pada masa awal kemerdekaan, para pemimpin antara lain Soekarno sering menyebut sumpah Gajah Mada sebagai inspirasi dan "bukti" bahwa bangsa ini dapat bersatu, meskipun meliputi wilayah yang luas dan budaya yang berbeda-beda. Dalam mempertahankan persatuan itu diperlukan suatu sistem komunikasi satelit domestik untuk memperlancar hubungan di Nusantara yang  luas dan yang sedang bergerak dengan cepat dalam masa pembangunan ini sehingga diluncurkanlah  sistem komunikasi satelit domestik yang dinamakan "Palapa" sebagai lambang terjelmanya sumpah Gajah Mada untuk mempersatukan Nusantara.

Sekian dan terima kasih!


No comments:

Post a Comment